Mewujudkan Pendidikan Islam pada Masyarakat Global
Pada era globalisasi ini,
semua orang tahu bahwa zaman semakin maju dan apapun
yang dilakukan manusia haruslah modern. Ada saja yang dilakukan. Diantaranya dengan menggunakan alat-alat
model teknologi mutakhir untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Bahkan, budaya, gaya hidup, sikap, dan tingkah laku
yang dianut sekarang pun telah terpengaruh oleh arus globalisasi. Akibatnya, banyak
orang-orang yang tidak menghargai ragam budaya daerahnya dan tidak mengindahkan ajaran agamanya.
Sebagai contoh adalah umat Islam sendiri. Di zaman ini,
seharusnya umat Islam berkewajiban untuk mengajak umat Islam lainnya kepada kebaikan dan sebagai siswa seharusnya kita belajar dengan tekun. Baik pelajaran umum maupun pelajaran agama. Namun kenyataannya, sekarang ini banyak siswa, bahkan mungkin
guru yang menyepelekan pelajaran agama. Mereka beranggapan bahwa pelajaran agama itu tidak terlalu penting karena bias ibadah-ibadah wajib saja dirasa sudah cukup. Padahal, ibadah-ibadah yang sunnah pun seharusnya juga dilakukan. Serta tingkah laku
pun harus sesuai dengan ajaran agama. Belum lagi apabila secara sedikit demi sedikit, keyakinan dan keimanan kita tergadaikan oleh teknologi yang canggih. Bagaimana nasib agama Islam
yang kaffah?
Untuk mengetahui itu semua, pastilah diperlukan suatu ilmu, yaitu ilmu agama. Seharusnya, semua muslim harus dibimbing dengan ilmu agama sejak dini. Menuntut ilmu agama tidak hanya dilakukan pada saat pelajaran agama saja. Mengingat
jam pelajaran agama di lingkungan pendidikan normal sangat minim, maka seharusnya sebagai muslim baik tua, muda, laki-laki, maupun perempuan mengkaji ilmu agama juga melalui lembaga-lembaga nonformal, seperti kajian Islam, pengajian-pengajian
yang disiarkan melalui TV maupun radio, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Seharusnya tidak hanya guru agama saja yang memberikan bimbingan
agama terhadap muridnya, melainkan semua gurulah yang berkewajiban memberikan pengarahan pada muridnya tentang ilmu agama. Seperti mengenai tingkah laku dalam melakukan sesuatu. Sehingga jika semua
guru melakukan hal tersebut, lama-kelamaan siswa akan termotivasi untuk berbuat sesuai syariat
Islam.
Selain itu, dukungan dari orang tua pun sangat penting. Karena pada akhirnya, kehidupan seorang anak adalah dengan orang tuanya sendiri. Contohnya saja saat di sekolah seorang siswi memakai jilbab karena peraturan sekolah. Namun ketika di rumah ia melepas jilbabnya. Hal ini dikarenakan siswa tersebut menganggap bahwa jilbab tersebut hanyalah sepasang seragam yang wajib dipatuhi. Nah, di sinilah peran penting orang tua untuk menasihati dan mengingatkan anaknya.
Namun pada akhirnya,
semuanya kembali pada diri kita masing-masing. Karena semua yang telah disebutkan di atas adalah factor ekstern pembentukan sikap kita sebagai remaja muslim. Dan factor intern terletak pada pribadi dan kesadaran kita masing-masing. Tinggal kita mau atau tidak menerima hidayah dari
Allah. Maka dari itu, sebagai siswa, khususnya siswa madrasah yang bercirikan Islami, hendaklah memiliki kesadaran untuk bersikap Islami pula.
Selain itu, manfaatkanlah waktu yang ada untuk menuntut ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Serta
dengarkanlah nasihat guru demi orang tua, karena semua demi kebaikanmu sendiri. Sehingga Insya Allah, kita semua menjadi remaja muslim
yang menguasai dunia tanpa mengabaikan kaidah Islam.
By.Annisa El-Shofy
Tidak ada komentar:
Posting Komentar